Masyarakat Indonesia berada di posisi ke-2 terbesar
pengonsumsi mie instan di dunia setelah Cina. Mie awalnya ditemukan dan dibuat
di Cina yang kemudian menyebar keseluruh dunia, termasuk Indonesia.
Hingga saat ini Mie Instan masih menjadi makanan
favorit oleh sebagian besar masyarakat Indonesia karena penyajiannya yang tidak
membutuhkan waktu lama, apalagi bagi orang yang super sibuk dan tidak sempat
memasak, jalan satu-satunya adalah mie karena lebih praktis dan cepat saji.
Perlu kita ketahui bersama bahwa dibalik nikmat dan
simpelnya mie instan, terdapat beberapa zat yang akan membahayakan kesehatan
kita. Berikut penjelasan mengenai Bahaya Mie Instan Terhadap
Kesehatan jika sering dikonsumsi :
1.
Penyerapan Gizi
Mie instan menghambat kemampuan anak
yang berusia di bawah 5 tahun untuk dapat menyerap nutrisi. Setelah mengonsumsi
mie instan, banyak anak yang berusia di bawah 5 tahun mengalami kesulitan
menyerap nutrisi dari makanan sehat yang mereka konsumsi.
2.
Kanker
Styrofoam
atau Polystyrene telah menjadi salah satu bahan paling populer yang
digunakan dalam bisnis pangan, termasuk untuk kemasan mie instan. WHO (Badan
Kesehatan Dunia) bahkan menyebut bahan ini sebagai pemicu kanker.
3.
Keguguran
Wanita yang sering mengonsumsi mie instan selama kehamilan berisiko mengalami keguguran. Hal ini dikarenakan mie instan mempengaruhi perkembangan janin.
Wanita yang sering mengonsumsi mie instan selama kehamilan berisiko mengalami keguguran. Hal ini dikarenakan mie instan mempengaruhi perkembangan janin.
4.
Metabolisme
Mengonsumsi mie instan dalam jangka panjang dapat mempengaruhi metabolisme tubuh. Hal ini disebabkan akumulasi dari zat-zat kimia beracun seperti pewarna makanan, pengawet dan aditif (zat-zat tambahan lainnya) dalam mie.
Mengonsumsi mie instan dalam jangka panjang dapat mempengaruhi metabolisme tubuh. Hal ini disebabkan akumulasi dari zat-zat kimia beracun seperti pewarna makanan, pengawet dan aditif (zat-zat tambahan lainnya) dalam mie.
5.
Propylene glycol
Mie instan
mengandung Propylene Glycol, bahan anti-beku yang mencegah mie dari
pengeringan dengan mempertahankan kelembapan. Tubuh dapat menyerap zat ini
dengan mudah dan itu dapat terakumulasi pada jantung, hati dan ginjal. Hal ini
akan menyebabkan kerusakan dan kelainan pada organ tubuh, dan juga melemahkan
sistem kekebalan tubuh.
6.
Pencernaan
Mie instan dapat mengganggu sistem pencernaan. Mengonsumsi mie instan juga mengakibatkan kembung, sembelit atau gerakan usus yang tidak teratur.
Mie instan dapat mengganggu sistem pencernaan. Mengonsumsi mie instan juga mengakibatkan kembung, sembelit atau gerakan usus yang tidak teratur.
7.
Obesitas
Mie instan adalah penyebab utama obesitas. Hindari terlalu sering makan mie instan karena mengandung banyak lemak dan natrium yang menyebabkan retensi (Penyimpanan, Penahanan) air dalam tubuh yang seharusnya dikeluarkan.
Mie instan adalah penyebab utama obesitas. Hindari terlalu sering makan mie instan karena mengandung banyak lemak dan natrium yang menyebabkan retensi (Penyimpanan, Penahanan) air dalam tubuh yang seharusnya dikeluarkan.
8.
MSG
Monosodium Glutamat (MSG) digunakan untuk meningkatkan rasa mie. Sekitar 1-2% dari populasi manusia di dunia alergi terhadap MSG. Ketika seseorang alergi terhadap MSG, ia akan menderita rasa terbakar di dada dan kemerahan pada wajah, atau nyeri dan sakit kepala.
Monosodium Glutamat (MSG) digunakan untuk meningkatkan rasa mie. Sekitar 1-2% dari populasi manusia di dunia alergi terhadap MSG. Ketika seseorang alergi terhadap MSG, ia akan menderita rasa terbakar di dada dan kemerahan pada wajah, atau nyeri dan sakit kepala.
9.
Natrium
Mie instan juga mengandung banyak sodium. Terlalu banyak mengonsumsi natrium dapat menyebabkan hipertensi, penyakit jantung, stroke dan kerusakan ginjal. Jadi, hindari mengonsumsi mie secara berlebihan.
Mie instan juga mengandung banyak sodium. Terlalu banyak mengonsumsi natrium dapat menyebabkan hipertensi, penyakit jantung, stroke dan kerusakan ginjal. Jadi, hindari mengonsumsi mie secara berlebihan.
10.
Junk Food
Mie instan
dianggap sebagai junk food karena mengandung banyak karbohidrat, tetapi
tidak ada vitamin, mineral atau serat. Makanan ini juga mengandung banyak lemak
jenuh dan lemak trans.
11.
Kerusakan Jaringan Otak
Mengonsumsi
mie instan terus-menerus sama dengan menumpuk zat-zat kimia berbahaya dalam
tubuh dan efeknya bisa merusak sel-sel jaringan otak. Akibatnya, akan terjadi
penurunan transmisi sinyal dalam otak. Selain itu, kerusakan jaringan sel otak
ini juga akan memicu penyakit-penyakit lain seperti kelumpuhan dan yang
lainnya.
Setelah
mengetahui bahayanya mengonsumsi mie instan, mungkin anda akan pikir-pikir dulu
jika hendak mengonsumsinya. Saya tidak melarang anda untuk mengonsumsi mie
instan, namun saran
dari saya, sayangilah tubuh anda
dan jagalah kesehatan dengan baik karena kesehatan adalah segalanya. Kesehatan
lebih dari apapun, kita tidak akan mampu melakukan aktivitas seperti orang lain
yang masih sehat jika kesehatan kita terganggu.
Selain dari 11
bahaya tadi ada satu hal lagi yang perlu anda ketahui mengenai kandungan mie
instan. Penelitian laboratorium Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia (UI) membuktikan bahwa 100%, atau SELURUH sampel mie
instan yang beredar di pasaran MENGANDUNG BAHAN PLASTIK yang tentunya sangat
berbahaya bagi pencernaan.
Dr. Hasan Budiman, kepala
laboratorium Fakultas Kedokteran UI menyatakan, bahwa dalam SELURUH
sampel yang diambilnya di pasar swalayan, toko-toko, dan warung di wilayah DKI
dan sekitarnya ditemukan bahan plastik yang tidak mungkin bisa dicerna dalam
sistem pencernaan kita. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa plastik adalah
bahan yang tidak mungkin terurai secara alamiah, dan merupakan bahan yang
sangat berbahaya untuk dikonsumsi.
Kandungan-kandungan
yang berbahaya tersebut sangat tidak baik dikonsumsi oleh tubuh. Apalagi jika
kita mengkonsumsi mie instan dalam waktu yang lama dengan intensitas yang
sangat tinggi. Pastinya penyakit akan mudah hinggap ke tubuh kita. Maka, sekali lagi saya
tekankan “Jaga dan sayangilah tubuh anda, jangan biarkan penyakit bersarang
di tubuh anda”.
Posting Komentar