Headline :
Home » , » Fenomena UN Makin Mempersulit Perkembangan Pendidikan di Indonesia

Fenomena UN Makin Mempersulit Perkembangan Pendidikan di Indonesia

Penulis : Unknown on Selasa, 10 Juni 2014 | 04.45

Edisi 7


Oleh : Haeruddin

Sejak dimulainya pada tahun ajaran 2006-2007, Ujian Nasional hingga kini masih menyisakan banyak luka dan dusta. Luka bagi para korbannya dan dusta bagi para pelakunya.
Ujian Nasional oleh pemerintah dianggapnya mengalami perubahan secara signifikan dan membawa perubahan positif bagi perkembangan pendidikan di Indonesia. Hal ini menjadi pertimbangan pemerintah untuk terus menyelenggarakan Ujian Nasional sebab dilihat dari hasilnya, UN saat ini telah mencapai hasil maksimal.
Secara kasat mata memang demikian, namun tidak bisa dipungkiri bahwa dibalik keberhasilan Ujian Nasional hingga saat ini menyimpan  sejuta  kebohongan  yang  telah mencederai pendidikan Indonesia. Hal ini harusnya menjadi pukulan keras bagi pemerintah Indonesia, menjadi bahan introspeksi diri, dan  harusnya menjadi bahan renungan bagi pemerintah Indonesia. Namun bisa kita saksikan, apakah pemerintah terlihat sedih dengan beberapa kasus yang terjadi dalam penyelenggaraan Ujian Nasional? Tidak. Pemerintah malah tersenyum bahagia, mengapa? Karena pemerintah hanya terfokus pada hasil kelulusan siswa bukan pada nasib siswa. Maka tujuan pemerintah melaksa-nakan Ujian Nasional ini perlu dipertanya-kan, sebab dari banyaknya korban yang tidak bisa melanjutkan pendidikan karena tidak lulus UN sampai yang nekat bunuh diri serta kecurangan-kecurangan yang terjadi pada saat   Ujian    Nasional   seharusnya   menjadi alasan kuat untuk menghentikan pelaksanaan Ujian Nasional. Namun sampai sekarang UN tetap dijalankan.

Melihat fenomena-fenomena ganjil yang terjadi seputar pelaksanaan Ujian Nasional ini membuat beberapa orang dari pemerhati pendidikan mengeluarkan statement bahwa Ujian Nasional telah dijadikan lahan bisnis oleh pemerintah. Sebab untuk menyelengarakan Ujian Nasional membutuhkan dana yang sangat besar. Maka dari itu pemerintah bersikeras untuk tetap melaksanakan Ujian Nasional meskipun banyak yang menolaknya. Dan Salah satu bukti kegilaan pemerintah yang bersikeras melaksanakan Ujian Nasional dengan tujuan yang tidak jelas adalah penolakan  Mahkamah Agung terhadap kasasi Ujian Nasional yang diajukan oleh pemerintah tetap tidak bisa menghentikan langkahnya (pemerintah) untuk terus menjalankan misinya. Maka bukan hal yang mustahil lagi ketika banyak rakyat Indonesia yang sering melanggar hukum, sebab pemerintah saja yang sudah jelas-jelas mengerti akan hukum berani melanggarnya. So, bagaimanakah nasib bangsa ini kedepan ketika pemerintah-nya sudah seperti ini? Jawabannya ada pada generasi pelanjut bangsa ini. Sebab yang akan melanjutkan pemerintahan di masa yang akan datang adalah para generasi muda yang ada saat ini. Dari hal inilah harusnya pemerintah belajar untuk menanamkan karakter dan kualitas terbaik kepada generasi mudanya, bukan malah menghancurkannya.
Setuju   atau   tidak,   Ujian   Nasional harus dihentikan, sebab Ujian Nasional tidak akan pernah mengembangkan pendidikan Indonesia, bahkan malah akan memperburuk pendidikan Indonesia.

Berikut ini telah dirangkum fenomena – fenomena Ujian Nasional yang harusnya menjadi perhatian pemerintah dalam keputusannya untuk terus melaksanakan UN:

1.     Kecurangan
Ujian Nasional yang katanya menjadi tolak ukur keberhasilan pendidikan Indonesia hingga kini masih sangat meragukan. Pasalnya pencapaian UN yang menurut pemerintah mengalami peningkatan dari tahun ke tahun ternyata tidak terlepas dari kecurangan-kecurangan yang sengaja dilakukan oleh beberapa pihak, utamanya pihak sekolah. Masih sangat banyak sekolah di seluruh Indonesia yang melakukan kecurangan pada saat Ujian Nasional. Sebab jika tidak demikian, akan banyak siswa yang terancam tidak lulus pada saat UN dengan standar nilai yang telah ditentukan. Maka pihak sekolah pun berjuang mati-matian untuk membantu para siswanya agar kiranya bisa lulus Ujian Nasional. Langkah ini pun diambil dengan beberapa alasan. Yang pertama, merasa kasihan kepada siswanya jika nantinya ada yang tidak lulus akibat dari soal yang begitu sulit, banyak, dan dengan waktu yang sedikit serta soal yang merata di seluruh Indonesia. Dalam artian bahwa kualitas pendidik/guru di seluruh Indonesia semua sama, padahal tidak. Yang kedua, pihak sekolah (guru) takut mendapatkan sanksi ketika tingkat kelulusan di  sekolahnya tidak mencapai target. Dan hal inilah yang menjadi pemicu utama pihak sekolah berbuat curang (membantu atau memberikan contekan kepada siswanya), alasannya adalah ingin menghindari sanksi dan juga gengsi dengan sekolah lain ketika banyak yang tidak lulus di sekolahnya. Jika sudah seperti ini siapa yang harus dipersalahkan? Jawabannya simpel, guru berbuat curang dalam UN karena dipaksa oleh sistem.
Dengan fenomena ini, Ujian Nasional bukanlah sebuah solusi untuk peningkatan kualitas pendidikan tetapi UN malah menjadi penyebab turunnya kualitas pendidikan Indonesia.

2.     UN Tidak Rasional & Relevan
Guru yang seharusnya menjadi penentu kelulusan siswanya menjadi tak berdaya dengan adanya UN ini. Sebab proses interaksi antara guru dan siswa telah terjalin selama 3 tahun, maka secara otomatis sang guru lebih tahu akan siswanya dibanding yang lainnya. Namun realita yang terjadi, siswa dinilai dan ditentukan lulus – tidaknya oleh pemerintah dalam kurun waktu 3 hari. Apakah rasioanal? Tentu saja tidak. Maka UN dinyatakan sangat tidak rasional dan tidak relevan.

3.     Siswa Jadi Malas
Bantuan yang diberikan guru/pihak sekolah dalam Ujian Nasional rupanya menambah dampak buruk Pendidikan Indonesia. Mengapa demikian? Kita bisa lihat realita saat ini. Banyak siswa saat ini menjadi malas belajar, lebih banyak bersantai daripada belajar akibat dari paradigma  yang yang sepertinya telah tumbuh subur di dalam kepalanya bahwa Ujian Nasional bukanlah hantu yang harus ditakuti. Karena toh ujung-ujungnya dibantu juga oleh guru. Jadi pintar tidak pintar, rajin atau malas semuanya pasti akan lulus.

4.     Kenangan Pahit 2007
Jika kita kembali ke beberapa tahun silam tepatnya pada tahun 2007, di mana dunia pendidikan Indonesia dengan derasnya di hujani air mata perih dari para siswa yang dihakimi oleh Ujian Nasional. 2007 menjadi sejarah akan kesadisan Ujian Nasional yang telah diterapkan oleh pemerintah. Ujian Nasional pada saat itu telah menelan begitu banyak korban mulai dari siswa yang harus menguburkan mimpinya untuk lanjut ke Perguruan Tinggi hingga kepada siswa yang harus dikuburkan jasadnya karena bunuh diri. Pendidikan Indonesia begitu kelam pada saat itu, namun pemerintah seakan tak memiliki hati nurani sehingga mencari-cari alasan serta mencari cara-cara baru dalam penerapan UN agar UN tetap berjalan.
5.     Korupsi
Tidak bisa dipungkiri bahwa Ujian Nasional merupakan salah satu proyek terbesar di Indonesia. Sehingga ketika banyak yang ingin menghentikannya, maka tidak sedikit pula yang akan mempertahankannya. Mengapa? Karena orang-orang yang bermain di dalamnya mulai dari yang paling atas hingga yang paling bawah akan memperoleh banyak keuntungan dari proyek ini (Korupsi). Maka tidak mustahil memang ketika Ujian Nasional  tetap  di  jalankan  hingga  saat  ini.
Bagikan :

Posting Komentar

 
Company Info | Kontak | Google Plus | Twitter | Facebook | Email | Situs
Copyright © 2013. Ikatan Pelajar Muhammadiyah Bantaeng . All Rights Reserved.