Headline :
Home » » Nurdin Abdullah, Sang Inspirator Indonesia

Nurdin Abdullah, Sang Inspirator Indonesia

Penulis : Unknown on Jumat, 18 April 2014 | 00.29


Gayanya terlihat santai. Sama seperti biasanya, cara bersisirnya tetap sama. Yang membuatnya agak tampak berbeda dari kesehariannya, hanya baju yang dikenakannya. Hari itu, dia mengenakan baju bercorak dan bahan khas Sulawesi Selatan. Dialah “Sang Inpirator” dari Kabupaten Bantaeng Prof Dr Nurdin Abdullah. 

Tak berlebihan kiranya disematkan titel “Sang Inspirator” karena, kemarin. Bupati Bantaeng tampil sebagai salah satu pembicara dalam acara ‘Inspirasi Daerah untuk Negeri’ di Gedung Sindo, Jakarta. Acara yang dipandu redaktur KORAN SINDO Azhar Azis, selain Nurdin, hadir pula dua pemimpin daerah lainnya, yakni Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dan Wali Kota Bogor Terpilih Bima Arya.


Tiga orang pembicara itu dianggap sebagai pemimpin daerah yang sudah menginspirasi Indonesia. Termasuk Nurdin. Di Sulsel, kiprah Nurdin yang sudah dia kali dipercayakan menjadi “panglima” di Butta Toa (sebutan Bantaeng) membawa banyak perubahan. Bantaeng yang dulunya kabupaten di bagian Selatan Sulsel termasuk kurang diperhitungkan. Tiap musin hujan pasti banjir. Kini silakan ke Bantaeng. Akan terasa beda dan kenyamanannya.


Nurdin yang pernah meraih penghargaan People Of The Year (POTY) 2012 KORAN SINDO kategori Kepala Daerah Terbaik menceritakan kiprahnya di Bantaeng. Kota kecil yang kini jadi magnet investasi di Sulsel. Nurdin mengatakan, meski di awal kepemimpinannya ketika itu diwariskan angka kemiskinan 31%, namun dirinya tidak patah semangat untuk membesarkan tanah kelahirannya. 


Pria lulusan S3 Doktor of Agriculture Kyushu University Jepang malah semakin bersemangat untuk mengembangkan desanya yang saat itu disebut termasuk ke dalam daftar 199 daerah tertinggal di Indonesia. “Di tahun pertama, saya sempat putus asa. Bagaimana tidak, ketika kita niat untuk membangun tapi politik terus berjalan, manajemen konflik terus dipelihara,” ungkapnya. 

Menurutnya persoalan yang dapat dilihat dengan jelas di Bantaeng ketika dirinya baru menjabat adalah persoalan banjir, kematian ibu hamil serta anak-anak yang mudah terserang penyakit. Dia pun memutar otak untuk mengatasi hal itu dengan tetap berupaya meminimalisir penggunaan anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) yang dimiliki oleh daerahnya. “Dibandingkan Bandung yang Rp5,3 triliun, APBD kami hanya Rp233 miliar,” katanya. 

Beruntung, menurut guru besar Universitas Hasanuddin ini, daerah yang dipimpinnya tersebut kemudian mendapat kehormatan untuk menjadi daerah binaan perusahaan otomotif asal Jepang, Toyota. Atas kerja sama itu banyak hibah yang diberikan untuk Bantaeng, salah satunya bantuan berupa mobil ambulans laik pakai yang dapat digunakan untuk menolong warga yang jatuh sakit. “Ini semua tidak ada yang berasal dari APBD, ini hasil mulung. Setiap bulan kita dapat bantuan dari Jepang,” jelasnya. 

Melalui sarana ambulans ini Bantaeng pun kini memiliki perlengkapan pertolongan kesehatan yang modern bagi warganya. Bahkan melalui Program Brigade Siaga Bencana (BSB) dengan mengusung telepon terpadu 113, warga dapat dengan mudah meminta bantuan tim medis. “Kalau mereka sakit tinggal telepon, dokter perawat langsung datang. Jadi mengurangi juga pasien yang datang ke rumah sakit,” paparnya.

Program BSB bahkan sudah menjadi percontohan di Indonesia. Beberapa waktu lalu, tim ahli Presiden Susilo Bambang Yudhoyono harus menginap beberapa hari di Bantaeng untuk belajar program tersebut. Dengan sentuhan tangan dingan Nurdin, Bantaeng kini berubah. Kota ini menjadi langganan Piala Adipura. Tak hanya nurdin yang punya cerita unik dan menarik membangun dan membesarkan daerahnya, dua kepala daerah lainnya juga punya kisah. 

Sumber : Koran-Sindo

Bagikan :

Posting Komentar

 
Company Info | Kontak | Google Plus | Twitter | Facebook | Email | Situs
Copyright © 2013. Ikatan Pelajar Muhammadiyah Bantaeng . All Rights Reserved.